Selasa, 02 April 2013

SURAT AL - ALAQ AYAT 1 SAMPAI 5



BAB I
  PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang

Surat Al – Alaq terdiri dari 19 ayat yang diturunkan di Makkah (Makkiyah). Dalam surat Al – Alaq dibicarakan tentang penciptaan manusia dari Al – Alaq (segumpal darah). Surat Al-‘Alaq ayat 1 sampai dengan ayat kelima adalah ayat pertama yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad Saw yaitu pada waktu dia berkhalwat di Gua Hira.[1]
Surat ini menjelaskan asal – usul kejadian manusia, siapa dirinya dan apa tugas yang harus dilakukannya. Ayat – ayat ini dapat membantu dalam merumuskan kurikulum, metode, dan tujuan pendidikan.

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa kandungan surat Al – Alaq ayat 1 sampai 5 ?
2.   Apa kaitannya surat Al – Alaq dengan obyek, tujuan, metode, teknologi, dan kurikulm pendidikan ?
3.      Apa tujuan manusia hidup di Dunia bedasarkan asal – usul kejadiannya ?

C.    Tujuan

1.      Agar mahasiswa memahami kandungan surat Al – Alaq ayat 1 dan 5.
2.      Agar mahasiswa mengetahui hubungan surat Al – Alaq dengan idielogi pendidikan Islam.
3.      Agar mahasiswa dapat mengetahui dan mengenali siapa dirinya dan tujuannya di Dunia.

BAB II
PEMBAHASANA
 A. Ayat dan Terjemah


Artinya : “Dengan nama Allah Maha Pengasih Maha Penyayang. (1) Bacalah (nyatakanlah) dengan nama Tuhan mu yang telah menciptakan (segala sesuatu di alam semesta ini). (2) Yang telah menciptakan manusia dari segumpal darah beku. (3) Bacalah (umumkanlah !) dan Tuhanmulah yang Maha pemurah. (4) yang mengajarkan dengan pena. (5) Mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”.[2]
B. Kosa Kata Penting

a.       ù&tø%$#  = ( Bacalah )
b.      ,n=y{ = ( Menciptakan )
c.       ô @,n=tã ô`ÏB = ( Dari segumpal darah )
d.      Ptø.F{$# = ( Pemurah )
e.       O¯=tæ = (  Mengajarkan )
f.       ÉOn=s)ø9$$Î/ = ( Dengan tulisan)
g.       ÷Ls>÷ètƒ  Os9  $tB = ( Apa yang tidak diketahui )

C. Tafsir Ayat atau Kandungan Makna Ayat

(1)         Dalam hadits shohih riwayat bukhori dinyatakan bahwa nabi SAW datang ke gua Hiro suatu gua yang terletak diatas sebuah bukit dipinggir kota Makkah untuk berkhalwat beberapa malam. Kemudia sekembali beliau pulang mengambil bekal dari rumah istri beliau, Khodijah, datanglah Jibril kepada beliau dan menyuruhnya membaca.[3]
Nabi menjawab : “Aku tidak bisa membaca”. Jibril nerangkulnya sehingga nabi merasa sesak nafas. Jibril melepaskannya, sambil berkata : “ Bacalah”. Nabi menjawab :”Aku tidak dapat membaca”. Lalu dirangkulnya lagi dan dilepaskanya dan sambil berkata : “Bacalah”. Nabi menjawab : “Aku tidak bisa membaca” sehinggar nabi merasa payah, maka jibril membacakannya ayat 1 sampai ayat 5 surat Al – alaq yang artinya.
bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari (sesuatu) yang melekat. Bacalah , dan Tuhanmu yang paling pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”.
Lalu nabi SAW dengan gemetar dan ketakutan pulang menemui istri beliau dan mengatakan: “Selimutilah aku ! Selimtilah aku !”. nabi terus diselimuti sehingga hilanglah kegelisahannya. Lalu beliau menceritakan kepada Khodijah apa yang terjadi, dan beliau menambahkan: “Aku sangan kuatir apa yang akan terjadi atas diriku”. Khodijah berkata “Tak usahb kuatir; malah seharusnya engkau gembira; demi Allah tuhan sekali – kali tidak akan menyusahkanmu. Engkau menghubungkan silahturrahmi, berbicara benar, membantu orang – orang yang tidak mampu, menghormati tamu dan meringankan kesulitan – kesulitan penderita”.
Kemudia khodijah membawa Nabi SAW menemui Waraqah bin Naufal (Anak paman Khodijah). Waraqah bin Naufal adalah seorang beragama nasrani. Ia banyak menulis buku yang berbahasa Arab dan berbahasa Ibrani yang berasal dari Injil. Ia adalah seorang tua lagi buta.
Khodijah berkata kepadanya: “Wahai anak pamanku, dengarlah cerita dari anak saudaramu ini !”. lalu Waraqah bertanya : “apakah yang engaku ingin ketahuai wahai anak saudarku ?”. Lalu Nabi SAW menceritakan kepadanya apa yang telah terjadi di Gua Hira,. Kemudia waraqah berkata : ”Itulah adalah Jibril yang pernah datang menemui Isa As sekiraya saya ini seorang pemuda yang tangkas dan sekiranya saya masih hidup ketika kaummu mengusirmu”. Maka Nabi bertanya : “Apakah mereka akan mengusir aku?”. Jawab Waraqah : “Ya ! hanya sedikit yang mengemban apa yang engkau bawa ini dan banyak yang memusihinya, maka jika aku masih kuat hidup diwaktu itu pasti aku akan membantumu sekuat – kuatnya”. Tidak lama sesudah itu waraqah pun meninggal dunia.
Berdasarkan hadis tersebut jelaslah bahwa lima ayat pertama surat Al–Alaq ini adalah ayat–ayat Al–Qur’an yang pertama kali diturunkan sebagai rahmat  dan panggilan Allah yang pertam kali yang dihadapkan kepada Nabi SAW.
Adapun ayat–ayat lainnya diturunkan sesudah tersiarnya beerita kerasulan Nabi SAW  dan sesudah Nabi mulai mengajak orang–orang beriman kepadanya. Ajakan Nabi SAW ini pada mulanya disambut oleh kebahagiaan kecil orang– orang  Quraisy, sedang kebanyakan mereka mengejek– ngejek orang yang telah beriman dan berusaha agar jangan beriman kepada agama yang dibawa Muhammad SAW dari Tuhannya.
Allah menyuruh Nabi agar membaca, sedang beliau tidak pandai membaca dan menulis, maka dengan kekuasaan Allah ini beliau dapat mengikutin ucapan Jibril. Dan Allah akan menurunkan kepadanya suatu kitab yang akan menjadi petunjuk bagi manusia.
(2)         Dalam ayat ini Allah mengungkapkan cara bagai mana ia menjadikan manusia yaitu manusia sebagai makhluk yang mulia dijadikan Allah dari sesuatu yang melekat dan diberinya kesanggupan untuk mengusai segala sesuatu yang ada di Bumi serta mennundudukannya untuk keperluan hidupnya dengan ilmu yang diberikan Allah kepadanya. Dan Dia berkuasa pula menjadikan insan kamil diantara manusia, seperti Nabi SAW yang pandai membaca walaupun tanpa belajar.
(3)         Dalam ayat ini Allah SWT memerintahkan kembali Nabinya untuk membaca,  karena bacaan tidak dapat melekat pada diri seseorang kecuali dengan mengulang – ngulangi dan membiasakannya, maka seakan – akan perintak mengulangi bacaan itu berarti mengulang - ulangi bacan yang dibaca dengan demikian isi bacaan itu menjadi satu dengan jiwa Nabi SAW.
Nabi SAW dapat membaca adalah dengan kemurahan Allah. Dia mengabulkan permintaan orang – orang yang meminta kepada Nya, maka dengan demikian hilanglah karunia Nya dijadika Nabi Nya pandai membaca. Dengan demikian hilanglah keuzuran Nabi SAW yang beliau kemukakan kepada Jibril ketika menyuruh beliau membac: “Saya tdak pandai membaca, karena saya seorang buta huruf yang tak pandai membaca dan menulis”.
(4)         Kemudia dengan ayat ini Allah menerangkan bahwa dia menydiakan kalam sebagai alat untuk menulis, sehingga tulisan itu menjadi penghubung antar manusia walaupun mereka berjauhan tempat. Sebagaimana mereka berhubungan dengan perantara lisan. Kalm sebagai benda padat yang tidak dapat bergerak dijadikan alat informasi dan komunikasi, maka apakah sulitnya bagi Allah menjadikan Nabi Nya sebagai manusia pilihan Nya bisa membaca, berorientasi dan dapat pula mengajar.

Allah menyatakan bahwa Dia menjadikan manusia dari ‘Alaq lalu diajarinya berkomunikasi dengan perantara kalam. Pernyataan ini menyatakan bahwa manusia diciptakan  dari sesuatu bahan hina dengan melalui proses, sampai kepada kesempurnaan sebagai manusia sehingga dapat mengetahui segala rahasia sesuatu, maka seakan – akan dikatakan kepada mereka, “perhatikanla hai manusia bahwa engkau telah berubah dari tingkat yang paling rendah hingga tingkat yang paling mulia, hal mana tidak mungkin terjadi kecuali dengan kehendak Alla yang Maha Kuasa dan Maha Bijaksana menciptakan segala sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya.
(5)         Kemudian dalam ayat ini Allah menambahkan keterangan tentang limpahan karunia-Nya yang tidak terhingga kepada manusia, bahwa Allah yang menjadikan Nabi Nya pandai maembaca. Dia lah tuhan yang mengajar manusia bermacam – macam ilmu pengetahuan yang bermanfaat baginya yang menyebabkan dia lebih utama dari pada binatang – binatang, sedangkan manusia pada permulaannya hidupnya tidak mengetahui apa – apa. Oleh sebab itu apakah menjadi sesuatu keanehan bahwa Dia mengajar nabi Nya pandai membaca dan mengetahui bermacam – macam ilmu pengetahuan serta Nabi SAW sanggup menerimanya.

D. Hubungan Surat Al - Alaq dengan Ideologi Pendidikan Islam

      Tulis baca adalah kunci ilmu pengetahuan.
(1)   Berdasarkan kandungan surat ini tujuan pendidikan Islam harus diarahkan agar manusia memiliki kesadaran dan tanggung jawab sebagai makhluk yang harus beribadah kepada Allah, dan mempertanggungjawabkan perbuatannya di akhirat kelak. Untuk itu manusia harus dididik dengan menggunakan kurikulum yang komprehensif, yaitu kurikulum yang tidak hanya memuat materi pendidikan agama, melainkan juga pendidikan umum, karena pendidikan agama dan pendidikan umum itu sama-sama dibutuhkan oleh manusia. Selanjutnya karena manusia sebagai makhluk yang dimuliakan Allah dan memiliki berbagai kecenderungan, maka metode pendidikan harus didasarkan  pada sifat-sifat kemanusiaannya, dan menggunakan berbagai cara yang sesuai dengan kecenderungannya.[4]
(2)    Surat al - Alaq berisi penjelasan tentang kekuasaan Allah, yaitu bahwasanya Ia berkuasa untuk menciptakan manusia, serta memberikan kemampuan membaca kepada Nabi Muhammad saw, sungguh pun sebelum itu Nabi Muhammad saw belum pernah belajar membaca. Selain itu berisi pula penjelasan tentang sifat Allah yang Maha Melihat terhadap segala perbuatan yang dilakukan manusia serta berkuasa untuk memberikan balasan yang setimpal. Uraian tentang kekuasaan Allah ini amat membantu dalam merumuskan tujuan pendidikan, yaitu agar manusia senantiasa menyadari dirinya sebagai ciptaan Allah yang harus patuh dan tunduk kepadanya.
(3)   Surat al-Alaq berisi penjelasan tentang perintah membaca kepada Nabi Muhammad saw dalam arti seluas-luasnya. Yaitu membaca ayat-ayat yang tersurat dalam al-Quran dan ayat-ayat yang tersirat di jagat raya. Penjelasan ini erat kaitannya dengan perintah untuk mengembangkan ilmu pengetahuan secara komprehensif. Membaca ayat Allah yang tersurat dalam al-Quran dapat menghasilkan ilmu agama dan membaca ayat Allah yang tersirat di jagat raya menghasilkan ilmu alam (natural science), sedangkan membaca ayat Allah yang tersirat dalam diri manusia dan lingkungan sosial menghasilkan illmu sosial. Dengan cara demikian akan terjadi integrasi anatara ilmu agama dan ilmu umum, dan keduanya diarahkan untuk mengabdi kepada Allah SWT. Penjelasan tersebut pada akhirnya terkait dengan metode dan kurikulum pendidikan.
(4)   Surat al-Alaq berisi penjelasan tentang perlunya alat dalam melakukan kegiatan, seperti halnya kalam yang diperlukan bagi upaya pengembangan dan pemeliharaan ilmu pengetahuan.Kalam dalam ayat ini tidak terbatas hanya pada arti sebagai alat tulis yang banyak digunakan kalangan para santri di lembaga-lembaga pendidikan tradisional, melainkan juga mencakup berbagai pealalatn yang dapat menyimpan berbagai informasi, mengakses dan menyalurkannya secara cepat, tepat dan akurat, seperti hlnya kompuetr, internet, faximile, micro film, vidio compact disc (vcd), dan lain sebagainya.
(5)   Dalam ayat ini menjelaskan bahwasanya Allah lah yang telah memberikan limpahan karunia yang tidak terhingga kepada manusia. Allah lah yang menjadikan Nabi – nabinya pandai membaca dan Allah lah yang mengajarkan manusia berbagai macam ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat baginya (Manusia), yang menyebabkan manusia lebih utama dari makhluk Allah lainnya, sedangkan manusia pada permulaan hidupnya tidak mengerti apa – apa.  
      Dengan ayat – ayat ini terbuktilah tentang tingginya nilai membaca, menulis dan berilmu pengetahuan bagi pendidikan Manusia. Andai kata tidak karena kalam niscaya banyak ilmu pengetahuan yang tidak terpelihara dengan baik. Banyak penelitian yang tidak tercatat dan banyak ajaran agama hilang, pengetahuan orang dahulu kala tidak dapat dikenal oleh orang – orang sekarang baik ilmu, seni dan ciptaan – ciptaan mereka.
Demikian pula tanpa pena tidak dapat diketahui sejarah orang – orang berbuat repelita bagi orang – orang yang datang sesudah mereka. Lagi pula ayat ini sebagai bukti bahwa manusia yang di jadikan dari benda mati yang tidak berbentuk dan tidak berupa dapat dijadikan Allah menjadi manusia yang snagat berguna dengan mengajarinya pandai menulis, berbicara dengan mengatahui semua macam ilmu yang tidak pernah diketahuinya.

E. Uji Kompetensi


1.      “Qalam” yang dimaksud dalam surah al-Alaq ayat 4 yang terkait dengan tekhnologi pendidikan adalah…
a.       Hanya sebuah pulpen
b.      Berbagai peralatan yg dapat menyimpan berbagai informasi, mengakses dan menyalurkannya
c.       Hanya sebuah tulisan

2.      Mengapa terdapat pengulangan kata “iqra” pada ayat ke 3.
a.       Karena membaca itu tidak akan membekas dalam jiwa kecuali dengan diulang-ulang dan membiasakannya
b.       Karena Nabi Muhammad belum pernah belajar membaca sebelumnya
c.       A dan B semuanya benar

3.      “Alaq” mengandung arti…
a.       Saripati
b.      Segumpal darah
c.       Segumpal tanah liat

4.      Metode pendidikan harus didasarkan pada…
a.       Landasan pancasila
b.      Keimanan dan ke ikhlasan
c.       Sifat-sifat kemanusiaan dan kecenderungan manusia

5.      Bagaimana bahan-bahan pelajaran dapat mengembangkan potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah secara seimbang….
a.       Pelajaran agama ditujukan untuk membina sikap keberagamaan, pelajaran matematika ditujukan untuk membina proses berfikir
b.      Semua mata pelajaran harus didasarkan pada potensi siswa
c.       A dan B benar

6.      Apa Inti dari surat Al – Alaq ayat 1 sampai 5 ...
a.       Asal – usul Penciptaan manusia
b.      Allah menciptakan Manusia dengan segumpal darah
c.       Asal – muasal Allah mengajarkan nabi Muhammad melalui perantara malaikat Jibril As.

7.         Mengapa Nabi Muhammad saw  dapat membaca padahal sebelumnya beliau belum pernah belajar membaca....
a.     Sudah kemampuan dari lahir
b.    Berkat kekuasaan dan kehendak Allah
c.     Karena diajarkan oleh malaikat Jibril

8.         ,n=y{” pada ayat 2 mengandung arti...
a.     Penciptaan
b.    Menciptakan
c.     Diciptakan


9.         Dimana Nabi Muhammad saw mendapatkan wahyu pertama...
            a.   Di Gua Hira
            b.  Yerussalem
            c.     Jabal Nur

10.     Apa obyek yang dimaksud dalam kata “Bacalah” dalam surat al-alaq.....
a.       Cerpen
b.      Novel
c.       Al-Quran
 

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan    

            Dari pembahasan mengenai kajian surah al-‘alaq yang telah diuraikan diatas, bahwasanya Kajian surah al-‘alaq ini merupakan kajian aqidah yang diajarkan para Rosul setiap masa,  Dalam kajian ini Allah menerangkan akan pengenalan terhadap diri-Nya (ma’rifatullah), serta pengenalan terhadap manusia (ma’rifatul insan), dan juga pengenalan terhadap alam ciptaan-Nya. Dari semua itulah nantinya manusia akan mengetahui dimana kedudukanya sendiri dan mengetahui kedudukan Allah dalam dirinya.
         Setelah manusia mengetahui posisi dirinya manusia akan melakukan apa yang mestinya mereka lakukan. Di dalam kajian ini terdapat sikap-sikap manusia yang harus di kerjakan sebagai hamba Allah dimuka bumi ini, diantara sikap tersebut yaitu : manusia menjadi abdi (hamba) yang senantiasa beriabadah kepada-Nya, Manusia harus berserah diri (taslim) dan mengagungkan-Nya (ta’zhim), serta berhukum dengan ilmu-Nya.

DAFTAR PUSTAKA

            Nata, Abuddin, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan, (Jakarta:Raja Grafindo Persada,2010), cet.IV.
            Faqih Imani, Allamah, Tafsir Nurur Qur’an, (Jakarta:Al Huda,2006),cet.I
            Sonhadji, Muhammad, Al – Qur’an dan Tafsirnya, (Jakarta:PT. Dana Bhakti Wakaf, 1990), Cet.II
                 



[1] Drs. H. M Sonhaji, Al – Qur’an dan Tafsirnya, Jakarta:PT. Dana Bhakti Wakaf, 1990, cet ke-II, hal. 746
[2] Drs. H. M Sonhaji, Al – Qur’an dan Tafsirnya, Jakarta:PT. Dana Bhakti Wakaf, 1990, cet ke-II, hal. 747
[3] Drs. H. M Sonhaji, Al – Qur’an dan Tafsirnya, Jakarta:PT. Dana Bhakti Wakaf, 1990, cet ke-II, hal. 747
[4] Abuddin Nata, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan, (Jakarta:Raja Grafindo Persada,2010), cet.IV.